Tuesday, November 2, 2010

seni batik, sebuah warisan kekayaan budaya bangsa

Seni Batik, Sebuah Warisan Kekayaan Budaya Bangsa



Kata batik berasal dari sebuah kata dalam bahasa Jawa yaitu ambatik yang artinya kurang lebih yaitu menuliskan atau menorehkan titik-titik. Dalam proses pembuatan kain batik, seorang pengrajin batik menorehkan motif-motif indah ke selembar kain mori dengan menggunakan canthing yang berisi lilin panas. Proses membatik ini dilakukan secara hati-hati dan sering kali seorang pengrajin batik harus menorehkan serangkaian titik-titik demi memperoleh sebuah motif batik yang rumit. Alat untuk membatik ialah canting. Sebuah alat yang berbentuk seperti pulpen dan terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bermulut sempit pada bagian ujungnya.
Canting ini dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna pada saat pewarnaan. Pada proses awal pembuatan batik, seorang pembatik menorehkan lilin di kain putih dengan menggunakan canthing. Namun sebelum dilakukan penggambaran motif dengan menorehkan lilin panas, kain mori yang akan digunakan haruslah dicelup lebih dahulu ke dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda, guna memudahkan lilin melekat dan agar kain bisa lebih mudah menyerap zat warna. Setiap kali kain hendak diberi warna lain, bagian-bagian yang tidak boleh kena zat warna ditutup dengan lilin, sehingga makin banyak warna yang dipakai untuk menghias kain batik, makin lama juga pekerjaan menutup itu. Pada taraf yang terakhir, lapisan lilin yang menutupi kain mori dihilangkan dengan merebus kain dalam air mendidih setelah sebelumnya direndam dalam larutan soda abu (sodium silikat) untuk mengekalkan warna pada batik. Sebagai hasil akhir adalah selembar kain batik dengan motif-motif indah yang mempesona.

Tehnik membatik sebenarnya sudah berumur ribuan tahun. Beberapa orang ahli bahkan menyebut bahwa tehnik membatik mungkin berasal dari kebudayaan kuno bangsa-bangsa di Afrika, Timur Tengah (bangsa Sumeria kuno) dan beberapa bangsa kuno di Asia yang terus menyebar hingga sampai ke Indonesia. Penyebaran tehnik dan budaya membatik ini bisa sampai ke Indonesia, rupanya berkat jasa para pedagang dari India yang sempat mengunjungi daerah-daerah di Indonesia pada beberapa abad silam.
Pada awalnya kain batik hanya dikenal sebatas lingkungan keraton atau kerajaan di mana kain batik semula hanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan raja-raja. Namun seiring dengan perkembangan, maka kain batik selanjutnya dikenal luas di kalangan rakyat dan terus berkembang hingga masa sekarang. Jumlah dan jenis motif kain batik yang mencapai ribuan jenis ini mempunyai ciri khas pada masing-masing daerah di Indonesia. Walaupun terdapat jenis batik cap, namun kain batik tulis yang dibuat dan dilukis dengan menggunakan canthing masih menduduki tingkat preferensi teratas dan masih begitu diminati oleh konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Tingkat kesulitan dan kerumitan serta jenis kain yang digunakan turut mempengaruhi harga jual. Dewasa ini kain batik tidak saja berbahan kain mori, namun juga sudah banyak dijumpai kain batik yang berbahan kain poliester, rayon, hingga sutra. Bahkan kain batik yang terbuat dari bahan sutra harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Penyebaran Tehnik Membatik dan Seni Membatik
Kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal secara luas sejak jaman kerajaan Majapahit dan tampaknya terus berkembang dan menular kepada kerajaan-kerajaan lain di nusantara.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-20 dan batik cap dikenal baru setelah selesainya perang dunia I atau sekitar tahun 1920-an. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kain batik secara tradisional antara lain bahan-bahan pewarna yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri seperti kayu pohon mengkudu, pace, kunyit, tinggi, soga, nila, sementara bahan sodanya dibuat dari soda abu, dan garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Mojokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Pusat kerajinan batik di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Daerah kerajinan batik yang terdekat dengan Mojokerto adalah di Jombang. Pada sekitar akhir abad ke-19 di Mojokerto, sudah dipakai bahan-bahan utama kerajinan batik seperti, kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya. Bahan kimia impor untuk pewarna batik baru dikenal setelah masa perang dunia I yang umumnya dijual oleh para pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap kemudian dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik buatan luar negeri. Cap atau stempel motif batik (pada jenis batik cap) dulu dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya di pasar Porong Sidoarjo.
Pasar Porong dahulu dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedung cangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Saat terjadi krisis ekonomi dunia sebelum jaman Jepang dan saat penjajahan Jepang, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan Jepang. Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Sentra kerajinan batik yang dikenal sejak lebih dari seabad lalu adalah di desa Majan dan Simo.

Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahit namun perkembangan seni batik mulai menyebar pesat di daerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakarta. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipengaruhi corak batik Solo dan Yogyakarta. Pembuatan batik Majan ini merupakan warisan seni sejak jaman perang Diponegoro. Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (terbuat dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Salah satu sentra batik sejak dahulu ada di daerah desa Sembung, dimana pada akhir abad ke-19 para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Solo yang datang di Tulungagung. Hingga sekarang masih terdapat beberapa keluarga pengrajin batik dari Solo yang menetap di daerah Sembung. Terdapat pula daerah kerajinan batik di Trenggalek dan beberapa di Kediri, walau sebagian berskala kerajinan rumah tangga dan termasuk kerajinan batik tulis.

Di wilayah Jawa Timur, riwayat seni batik di daerah Ponorogo erat hubungannya dengan perkembangan agama Islam. Di daerah Tegalsari, Ponorogo, ada sebuah pesantren yang diasuh Kyai Hasan Basri atau yang dikenal dengan sebutan Kyai Agung Tegalsari. Kyai Hasan Basri ini diambil menjadi menantu oleh raja Kraton Solo. Seni batik mulai menyebar ke Tegalsari seiring dengan diboyongnya putri kraton Solo ke Tegalsari oleh Kyai Hasan Basri. Di masa itu banyak keluarga kraton Solo belajar di pesantren tersebut.
Peristiwa inilah yang membawa seni batik keluar dari kraton menuju ke Ponorogo. Daerah perbatikan di Ponorogo yang bisa kita lihat hingga sekarang ialah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut. Waktu itu bahan kain batik masih memakai buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih impor baru dikenal di Indonesia sekitar akhir abad ke-19. Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama yang dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee Seng dari Banyumas.

Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang tidak luntur dan itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo. Akibat dikenalnya batik cap maka produksi Ponorogo setelah perang dunia pertama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan batik kasarnya yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian terkenal seluruh Indonesia. Batik Solo dan Yogyakarta pada sekitar abad 17,18 dan 19, semakin berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan batik pada masa dahulu, masih memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.

Asal-usul batik di daerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah sentra batik pertama ialah di desa Plered. Kerajinan batik pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu dan kemudian meluas diikuti oleh istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombinasi batik dan lurik. Akibat dari peperangan pada jaman penjajahan Belanda, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah baru seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainya. Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan ke seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan terus berkembang menurut kreativitas dan kekhasan budaya lokal.

Kain batik khas Solo dan Yogyakarta yang mulai merambah wilayah Jawa Timur selanjutnya menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Terus menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Di wilayah Jawa Barat, batik berkembang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon. Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro setelah selesainya peperangan tahun 1830 yang kemudian mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenunan sendiri dan obat pewarna dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah bersemu kuning. Tehnik membatik kemudian ditularkan pada rakyat Sokaraja dan pada sekitar akhir abad ke-19 para pembatik di wilayah ini sudah menjalin hubungan dagang dengan para pembatik dari daerah Solo dan Ponorogo. Setelah perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh warga keturunan Cina yang juga berdagang batik. Selanjutnya seni batik mulai berkembang di daerah pesisir pantai, selain di daerah Pekalongan sendiri, yaitu tumbuh pesat di Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Adanya pembatikan di daerah-daerah ini hampir bersamaan dengan pembatikan daerah-daerah lainnya yaitu sekitar abad ke-19.

Perkembangan seni dan tehnik membatik keluar dari wilayah Yogyakarta dan Solo selanjutnya semakin meluas. Sampai awal abad ke-20 kegiatan seni batik yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian impor. Batik cap baru dikenal setelah masa perang dunia I dan mulai banyak dipakai obat dan bahan kimia untuk batik buatan Jerman dan Inggris.

Pada sekitar awal abad ke-20, di Pekajangan terdapat usaha tenun yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Tak lama kemudian seni batik pun mulai dikerjakan oleh para pekerja yang semula bekerja di sektor kerajinan tenun ini. Banyak tenaga kerja pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto beralih pekerjaan ke perusahaan-perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula. Seni batik mulai dikenal di Tegal pada akhir abad ke-19.
Pewarna yang dipakai waktu itu buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan pace/mengkudu, nila, soga kayu dan kainnya adalah hasil tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran abu-abu setelah dikenal nila pabrik, dan kemudian berkembang menjadi warna merah-biru. Batik asal Tegal saat itu sudah mulai merambah Jawa Barat dan para pedagang inilah yang konon mengembangkan kerajinan batik di Tasik dan Ciamis. Pada awal abad ke-20 sudah dikenal mori impor dan bahan kimia impor untuk pembuatan batik.

Pengusaha-pengusaha batik di Tegal masa itu lemah dalam permodalan dan bahan baku didapat dari pedagang keturunan Cina di Pekalongan dengan cara kredit dan batiknya dijual pada yang memberikan kredit bahan baku tersebut. Perkembangan kerajinan batik di Kebumen lebih cepat daripada di Purworejo. Produksinya sama pula dengan Yogya dan daerah Banyumas lainnya. Sedangkan di daerah Bayat, Kecamatan Tembayat Kebumen, yang letaknya lebih kurang 21 Km sebelah Timur kota Klaten. Seni batik di desa Bayat sudah ada sejak jaman dahulu. Pengusaha-pengusaha batik di Bayat tadinya kebanyakan dari kerajinan dan buruh batik di Solo. Seni batik di Kebumen dikenal sekitar abad ke-19 dengan dibawa oleh pedagang Islam dari Yogya yang mengembangkan batik di Kebumen. Proses batik pertama di Kebumen dinamakan tengabang atau blambangan dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo.
Sekitar awal abad ke-20 untuk membuat polanya digunakan kunyit yang capnya terbuat dari kayu. Motif-motif Kebumen ialah pohon-pohon, burung-burungan. Bahan pewarna yang digunakan berasal dari pohon mengkudu dan nila tom. Pemakaian bahan kimia impor untuk pembuatan batik di Kebumen dikenal sekitar tahun 1920 yang diperkenalkan oleh pegawai Bank Rakyat Indonesia. Pemakaian cap dari tembaga dikenal sekitar tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo dari Yogyakarta. Daerah pembatikan di Kebumen ialah desa: Watugarut, Tanurekso yang banyak dan ada beberapa desa lainnya.

Seni batik di daerah Tasikmalaya diduga dikenal sejak jaman kerajaan “Tarumanagara” dimana peninggalan yang ada sekarang ialah banyaknya pohon tarum di sana yang berguna untuk pembuatan batik waktu itu. Desa peninggalan yang sekarang masih ada pembatikan ialah Wurug terkenal dengan batik kerajinannya, Sukapura, Mangunraja, Maronjaya dan Tasikmalaya kota. Dahulu pusat dari pemerintahan dan keramaian yang terkenal ialah desa Sukapura, Indihiang yang terletak di pinggir kota Tasikmalaya sekarang. Produksi batik Tasikmalaya sekarang adalah campuran dari batik-batik asal Pekalongan, Tegal, Banyumas, Kudus yang beraneka pola dan warna. Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-19 setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Motif batik Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh motif dan warna dari Garut.
Sampai awal-awal abad ke-20 pembatikan di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari kebutuhan sendiri menjadi produksi pasaran. Sedang di daerah Cirebon batik ada kaitannya dengan kerajaan yang ada di daerah ini, yaitu Kanoman, Kasepuhan dan Keprabonan. Ciri khas batik Cirebon sebagaian besar bermotifkan gambar lambang hutan dan margasatwa. Motif laut yang kemudian muncul banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Batik Cirebonan yang bergambar garuda banyak dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.

Di Jakarta, seni batik dikenal dan berkembang bersamaan dengan daerah-daerah sentra batik lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-19. Seni batik dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal di daerah sentra batik. Daerah sentra batik di Jakarta tersebar dekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Hilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet. Jakarta sejak jaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhan Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa warga keturunan Cina dan Arab, selain sejumlah kecil penduduk lokal. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya, dengan warnanya yang sama dengan batik Banyumas.

Batik kemudian berkembang ke seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, seperti daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang. Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-batik produksi Pekalongan dan Solo serta Yogya. Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan yang terkenal “tenun Silungkang” dan “tenun plekat”. Batik cap mulai berkembang di jaman penjajahan Belanda saat jumlah permintaan akan batik tulis semakin meningkat dan cenderung kewalahan untuk dipenuhi. Bahan pewarna batik umumnya dari tumbuh-tumbuhan seperti mengkudu, kunyit, gambir, damar dan sebagainya. Bahan kain putihnya diambilkan dari kain putih bekas dan hasil tenun tangan. Perusahaan batik pertama muncul yaitu daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh sekitar 1948, yaitu Waslim (asal Pekalongan) dan Sutan Razab. Warna batik tulis dari Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya Banyumasan, Indramayu-an, Solo dan Yogya.
Sekarang batik produksi Padang sudah berkembang lebih maju walau masih belum bersaing sebaik kain batik buatan Jawa. Batik cap yang ada kebanyakan berupa sarung. Seni batik dari waktu ke waktu terus menyebar ke berbagai pelosok daerah di Indonesia seperti Bali, dan banyak daerah lain dengan warna-warna beragam mulai dari warna hijau, kuning, merah, biru, putih dan coklat.

Melestarikan Seni Budaya Batik di Indonesia
Kain batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Sebenarnya sangat disayangkan bahwa saat ini batik tradisional khas Indonesia masih sulit untuk dipatenkan, padahal jumlah dan jenis kain batik dari tiap daerah di Indonesia kalau dihitung bisa mencapai ribuan jenis. Ragam dan corak motif yang khas dari tiap daerah merupakan sebuah kekayaan budaya yang patut senantiasa dilestarikan. Sebagai contoh, batik pesisir umumnya memiliki corak maskulin seperti pada corak “Mega Mendung”, karena di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna batik sedikit banyak juga dipengaruhi pula oleh berbagai pengaruh asing. Misalnya saja pada daerah-daerah pesisir pantai, corak kain batik menyerap berbagai pengaruh budaya luar yang dibawa para pedagang asing.
Warna-warna cerah seperti merah yang mulanya dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak burung phoenix, akhirnya juga diadaptasi ke dalam motif dan corak batik pesisir, misalnya saja batik Madura, yang sering kali diwarnai dengan warna merah, hitam, hijau, dan putih serta dihiasi oleh berbagai motif bunga-bungaan dan motif gambar burung. Batik khas Madura umumnya banyak digunakan sebagai sarung, walaupun ada beberapa yang khusus didesain untuk kemeja resmi pesta. Pusat-pusat kerajinan batik dan perdagangan batik di Madura adalah di Pamekasan dan Bangkalan. Pedagang batik di Madura umumnya adalah warga keturunan Arab selain warga lokal yang memegang teguh budaya Madura dalam kehidupan sehari-hari.

Bangsa penjajah Eropa yang juga mengambil minat kepada batik, memberikan pengaruh besar dalam motif dan corak batik khas Indonesia, seperti motif bunga-bungaan (bunga tulip) dan aneka motif benda lain, termasuk pula warna-warna asing seperti warna biru yang mulai banyak dijumpai dalam batik-batik Indonesia. Berbagai corak batik kuno khas era penjajahan Belanda maupun batik modern buatan Indonesia bisa disaksikan di Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda.
Tampaknya kekayaan intelektual bangsa Indonesia berupa motif-motif batik tradisional, yang ribuan macam dan jenisnya ini, hari demi hari semakin banyak dijiplak dan ditiru oleh para pengrajin dari negara-negara lain demi kepentingan ekonomi. Bila pemerintah dan para pengrajin batik mau berusaha bersama-sama untuk berusaha lebih keras mendaftar setiap jenis motif dan kekhasan batik tradisional untuk dipatenkan secara internasional, maka hal ini jelas akan merupakan sebuah peluang yang baik bagi berkembangnya bisnis batik berpangsa pasar internasional.

Museum batik yang ada di Belanda, yaitu Tropenmuseum yang mengkoleksi ribuan jenis kain batik, selalu saja dipadati oleh pengunjung, dan ini juga berarti sarana promosi yang efektif dalam mempopulerkan tradisi busana batik khas Indonesia di tingkat internasional. Pameran batik di luar negeri, terutama di negeri Belanda senantiasa banyak diminati pengunjung. Bahkan publikasi pameran batik di Belanda sering dimuat di majalah-majalah seperti majalah Round About dan majalah Moesson, yang tidak hanya terbit di Belanda, namun juga terbit di seluruh Eropa, Amerika, dan Australia.
Batik khas Indonesia bahkan pernah diliput oleh majalah Island, Amerika. Acara peragaan busana batik Indonesia juga pernah ditayangkan oleh Fashion TV, sebuah televisi Perancis yang mengkhususkan diri pada penayangan peragaan busana dari berbagai negara. Sungguh sayang bila berbagai kesempatan yang ada kita lewatkan begitu saja. Mari kita giatkan industri batik di tanah air!

Sumber : http://rdcjateng.com

Monday, November 1, 2010

ANALISIS SWOT LG ELECTRONICS

ANALISIS SWOT LG ELECTRONICS

1. PENDAHULUAN

LG Group

Logo LG

LG Group adalah sebuah chaebol (konglomerat) besar Korea Selatan, yang memproduksi perangkat elektronik (termasuk domotik), telepon genggam, dan petrokimia.

Nama LG berasal dari singkatan "Lucky - Goldstar", nama perusahaan tersebut sampai 1995.

Sejarah

Didirikan pada 1947, Lucky Chemical Industrial Co. (sekarang disebut LG Chemical), adalah merupakan perusahaan kimia pertama di Korea. Perusahaan ini merupakan sebuah kerja sama antara keluarga Koo dan Heo, yang telah memiliki bisnis yang saling bersaing satu sama lain untuk beberapa generasi. Grup ini memperluas ke peralatan rumah tangga pada 1958 di bawah nama Goldstar Electronics Co. (sekarang disebut LG Electronics), yang merupakan perusahaan elektronik pertama di negara tersebut.

Pada tanggal 4 November 1959, Kookje Daily News, sebuah surat kabar paling berpengaruh di Korea mempublikasikan kisah tentang radio buatan Korea yang pertama yang dikembangkan dan dirakit oleh Goldstar yaitu A-501. Dengan kandungan komponen lokal sebesar 60%, A-501 menciptakan sejarah baru bagi industri elektronik Korea.

Menyandang gelar sebagai " Perusahaan Elektronik Pertama Korea", slogan seperti "The First" dan " The Best" selalu menyertai LG Electronics. Setelah suskses memproduksi radio, berturut-turut LG Electronics mengembangkan berbagai produk buatan Korea pertama, a.l telepon, lemari es, televisi, pendingin udara dan mesin cuci.

Sponsor

LG Electronics mensponsori klub sepak bola Inggris yaitu Leicester City dan Weyside Rovers (Guildford) dari tahun 2000 sampai 2002. LG Electronics sekarang mensponsori Fulham F.C, klub sepak bola Brazil São Paulo F.C., AEK dari Yunani, International Cricket Council, klub Australia Fremantle Football Club dan klub National Rugby League, Cronulla Sharks.


Divisi Bisnis

* Mobile communications

Produknya adalah: telepon seluler dan notebook (sejak 2008, sebelumnya diproduksi oleh Digital Media) dengan ikon-ikon yang terkenal, a.l. Chocholate, Shine, Secret dan Cookie dan X-Note untuk notebook.

* Digital appliance

Produknya adalah: kulkas, AC, mesin cuci, vacuum cleaner, air purifier, wine storage dll.

* Digital display

Produknya adalah: televisi (CRT, LCD dan PDP), monitor (CRT dan LCD), proyector (LCD dan DLP)

* Digital media

Produknya adalah: perangkat audio/video (car audio, home theater system, DVD player, DVD recorder dll)


Merk Dagang

* & - Pemutar MP3
* Cyon - Handphone
* Dios - Perangkat Elektronika
* Flatron - Monitor komputer, TV
* IrisAccess
* Platon - TV CRT
* Super Multi - Paten untuk Pembakar DVD+R(W)/-RAM
* Whisen - Pendingin Udara
* Xcanvas - HDTV PDP & LCD
* Xnote - Laptop
* XD Engine - Teknologi TV
* Xpion - Komputer Desktop

2. VISI dan MISI
VISI:
Memimpin pergerakan konvergensi digital.
Penjabaran visi:
LG meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, LG akan menemukan
solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka
kesempatan—bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar yang sedang
berkembang untuk hidup sejahtera dengan memasuki tahap ekonomi digital, dan agar
masyarakat dapat menemukan peluang baru.
Tujuan LG adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang
menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan LG
sebagai pemimpin digital yang terpercaya.

Misi:
Menjadi “digital-εCompany” yang terbaik.
Penjabaran misi:
1. Digital
Untuk menciptakan produk dan layanan teknologi yang memimpin industri.
2. ε
Menempatkan manajemen dan proses produksi yang paling efisien
3. Perusahaan
Mempertahankan fokus yang mantap untuk memperkuat organisasi kami, demni
terus menjadi pemimpin teknologi global dan perusahaan yang terpercaya dan
bertanggung jawab.
LG Electronics tumbuh menjadi perusahaan global dengan menghadapi tantangan secara
langsung. Dalam tahun-tahun kedepan, orang-orang Samsung yang berdedikasi akan terus
menghadapi banyak tantangan dan memberikan ide-ide kreatif untuk mengembangkan
produk dan layanan yang memimpin pasar. Kecerdasan mereka akan terus menjadikan
LG electronics sebagai perusahaan global yang menguntungkan dan bertanggung jawab.

3.ANALISIS KASUS

Menurut daftar Global atas 100 merek yang disurvei oleh Interbrand, LG elektronik ada diposisi 97. Dari 2006 hingga 2007, LG elektronik sebesar 3 persen dalam mendapatkan nilai merek ke 3,1 miliar dolar amerika (koreatimes.co.kr). LG elektronik memperkenalkan kesehatan berorientasi lini produk yang meliputi Air conditioner, kulkas, mesin cuci, microwaves, vacuum cleaners dan airpurifiers. Di lain pihak perusahaan menawarkan berbagai produk campuran yang terdiri dari merek-merek yang ditemukan di lini produk home appliances, peralatan audio, handset, komersial produk, dan sebagainya. "Pengelolaan merek dan lini produk merupakan unsur utama dari strategi produk." (David Jobber, 2007). LGE menghasilkan pendapatan melalui enam divisi bisnis: LCD (24,2%), alat digital (19,9%), komunikasi selular (18,7%), media digital (9,1%), dan usaha lainnya (6,7%).. Dari angka ini, kita dapat melihat bahwa diversifikasi produk yang menghasilkan pendapatan tinggi.
Inti inovasi LGE adalah kegiatan penelitian dan pengembangan (R & D) kegiatan. "LG terbuka dan inovatif Litbang budaya akan terus memberikan kepemimpinan teknologi di industri elektronik." Hyun Woo Paik di CTO dari LGE. Saat ini, LG memiliki 38 penelitian laboratorium di seluruh dunia. Penelitian jaringan mendukung operasi LGE dalam pengembangan desain produk, teknologi baru pada produk, komponen inti elektronik, dan generasi lini produk.
Pada 2005, LGE mengembangkan dunia pertama DMB handset 3G UMTS, 3G berbasis DVB-tangan Media Flo, dan pada tahun itu, LG menjadi pemasok terbesar keempat-mobile yang sesuai pasar di seluruh dunia dan yang telah dicapai berkat upaya-nya melalui penelitian.
Investasi R & D yang hampir $ 1,8 miliar, namun, dalam tahun itu, dengan merek nilai LGE telah sampai $ 3,1 miliar. Prestasi yang di R & D dan desain telah LGE salah satu pemain terkemuka di handset CDMA, penyimpanan optik, pemutar DVD dan seterusnya. Investasi ini dapat membuat LGE mencapai tujuan Tertinggi 3 merek elektronik di tahun 2010.
Dalam beberapa kasus, LG produk belum yang terbaik dalam kualitas, ada beberapa kasus ketika mereka recalled produk mereka ketika kesalahan telah ditemukan. Contoh baru-baru ini pada 2 Maret 2009, ketika 30.000 ponsel LG telah recalled by US Konsumen Keselamatan regulator. LG laporan lain yang tercantum di samping ponsel Sony Ericsson dan Samsung sebagai ponsel yang paling handal karena kesalahan teknis (Theregister.co.uk).

Beberapa tahun terakhir, LGE telah dikaitkan dengan sejumlah besar olahraga Sponsor
global, khususnya di Eropa. Setelah itu, LGE telah menjadi sponsor dari musim 2008-2009 di fis snowboard Word CUP. LG di Piala Dunia fis event olahraga musim dingin yang berlangsung di 20 lokasi di sekitar 15 negara (10 negara di Eropa, 2 negara di Amerika Selatan, 1 negara di Amerika Utara dan 2 negara di Asia), The Big LG Udara adalah acara besar sukses dengan kehadiran lebih dari 30 ribu orang di Battersea Power Station di London pada Oktober 2008.
Menurut data baru dari Consumer Electronics Association (CEA) dan Kelompok GFK, pasar elektronik konsumen akan tumbuh hampir 10 persen tahun ini, hampir $ 700 milyar di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang cepat, seperti Brazil, Cina, dan India.
Tentunya, LGE dapat memperoleh manfaat dari harus kuat di tahun-tahun berikutnya. Namun, peluang yang sama untuk setiap perusahaan, cara untuk mencapai tujuan pasar semakin tergantung pada usaha-usaha perusahaan.
Meskipun laporan mengenai pasar elektronik konsumen telah positif, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin krisis keuangan global tidak akan ada efek yang ada di pasar. Perusahaan harus memberi untuk rencana B jika hal yang memungkinkan untuk beradaptasi dengan perubahan tanpa efek pada mereka pendek dan tujuan jangka panjang.

4. ANALISIS SWOT UNTUK LG
- STRENGHTS
1. Semua yang dilakukan LG dipandu oleh panduan moral yang memastikan
keadilan, menghormati semua stakeholder dan transparansi sepenuhnya.
2. Meliputi beragam bisnis yang memanfaatkan kecepatan, kreatifitas, dan
efisiensi untuk menemukan, mengembangkan dan memasarkan produk yang
menentukan hidup kita saat ini.
3. Orang-orang LG yang berdedikasi akan terus menghadapi banyak tantangan
dan memberikan ide-ide kreatif untuk mengembangkan produk dan layanan yang
memimpin pasar.
4. Inovasi adalah kunci utama dari LG.
5. Aktifitas R&D tidak hanya memperluas pandangan, namun mereka juga membukakan
jalan bagi kelanjutan teknologi terkini dibidang digital elektronik.
6. Memberi kesempatan yang sangat luas bagi orang-orang untuk mencapai potensi
mereka sepenuhnya.
7. Upaya Kewarganegaraan Samsung meliputi banyak bidang dalam kehidupan
masyarakat, termasuk kesejahteraan sosial, kebudayaan dan seni, pelayanan
sukarela, akademik dan pendidikan, perlindungan lingkungan, dan pertukaran
internasional.
8. Menciptakan image produk yang bertahan lama dimata konsumen
9. Ramah lingkungan, hemat energi dan air, mengurangi polusi dan mengeliminasi
bahan beracun.
10.Inovasi diciptakan dengan mengadaptasi teknologi baru, lebih dulu daripada
pesaing.
11. Nilai merek yang tinggi
12. Diversifikasi lini produk dan produk campuran
13. Kegiatan penelitian dan pengembangan


- WEAKNESSES:
1. LG harus terus menerus memaintain semua biaya untuk tetap sukses
2. Investasi tinggi pada aktivitas R&D (menginvestasikan paling sedikit 9% dari
pendapatan penjualan pada aktivitas R&D).
3. LG belum memiliki jaringan penjualan dan pelayanan yang sebanding dengan
pesaingnya.
4. Samsung belum memiliki banyak pengalaman pada Televisi berteknologi tinggi
pada segmen tersebut.
5. Samsung tidak memiliki strategi marketing, masalah penyebaran produk akan
meningkat
6. Berkurangnya profitabilitas karena terlalu banyak pegawai dengan fasilitas
luar biasa
7. Kualitas Produk.Dalam beberapa kasus, LG produk belum yang terbaik
dalam kualitas, ada beberapa kasus ketika mereka recalled produk mereka.

- OPPORTUNITIES:
1. Era digital yang terus berkembang
Salah satu pemimpin yang diakui dunia di industri teknologi digital
2. LG memiliki program yang memperkuat pikiran dan mendorong kreativitas
generasi muda
3. Berdasarkan data yang didapat, 28% dari 220 juta rumah tangga memiliki
televisi berwarna.
4. Jaringan penelitan dan pengembangan meliputi enam pusat LG di Korea dan 8
lainnya di sembilan negara lain, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Rusia,
Israel,India, Jepang, Cina serta pusat-pusat penelitian dan perguruan tinggi
lainnya. Pusat-pusat ini ditugaskan untuk merekrut bakat-bakat terhebat di
tingkat lokal, meneliti tren-tren teknologi lokal terbaru, dan mewujudkan
teknologi-teknologi yang menawarkan keuntungan terbesar.
5. Sponsor.
Beberapa tahun terakhir, LGE telah dikaitkan dengan sejumlah besar
olahraga Sponsor global, khususnya di Eropa.
6. Peningkatan konsumsi dari produk elektronik.
Menurut data baru dari Consumer Electronics Association (CEA) dan
Kelompok GFK, pasar elektronik konsumen akan tumbuh hampir 10
persen tahun ini, hampir $ 700 milyar di seluruh dunia, khususnya di negara-
negara berkembang cepat, seperti Brazil, Cina, dan India.

- THREATS:
1. Lingkungan bisnis yang sangat tidak pasti dan pasar yang semakin kompetitif
Jika perusahaan tetap diam, akan mudah ketinggalan jaman
2. Konsumen memiliki banyak pilihan.
3. Kompetisi intens pada pasar televisi berwarna
4. Produk harga premium tidak akan dijual dengan jumlah yang banyak, maka akan
timbul masalah harga
5. Jika LG gagal untuk sukses di pasar china dengan produk berteknologi
tingginya, hal itu akan diketahui oleh seluruh dunia. Ketika teknologi-
teknologi baru secara terus menerus diperkenalkan ke pasar, kecepatan
menjadi sangat penting agar tetap dapat bersaing dalam era digital saat
ini, dan pasar-pasar baru harus dirintis secara terus menerus
6. Krisis keuangan global

5. STRATEGI SWOT
1. Strengths Opportunities Strategies
* Investasi pada R&D
* Melakukan akuisisi untuk berkembang
* Memperkenalkan merek untuk pertumbuhan usaha dan perluasan pasar

2. Weakness Opportunities Strategies
* Pangsa pasar baru untuk meningkatkan profitabilitas
* Menaikkan margin inovasi produk untuk mengendalikan keuntungan
* Akuisisi teknologi baru untuk inovasi
* Memenuhi kebutuhan konsumen dan menjual produk berkuallitas dunia

3. Weakness Treaths Strategies
* Diferensiasi untuk menghindari komoditas pasar yang serupa
* Diversifikasi ke pangsa pasar baru
* Investasi pada merek dan program loyalitas pelanggan

4. Strengths Treaths Strategies
* Memperkenalkan merek untuk diferensiasi
* Fokus pada inovasi untuk menaikkan margin penjualan

Seperti terlihat diatas, pertumbuhan(growth), ekspansi pada pasar, investasi pada
inovasi dan riset dan strategi diferensiasi untuk strategi dimasa mendatang.
1. Pertumbuhan (growth)
Berdasar pada kekuatan kapitalisasi pasar, akses keuangan dan merek yang kuat,
LG harus secara agresif membuat pertumbuhan melalui cara yang beragam,
seperti ekspansi internasional, ekspansi regional, dan ekspansi melalui
memastikan LG dapat melewati kondisi ekonomi sebagai perusahaan yang
dominan di kelas dunia dan sebagai pemain terkuat disetiap tempat
operasionalnya.
2. Diferensiasi
Dengan alasan untuk menghindari tekanan profitabilitas dan memastikan tidak
berkompetisi pada level rendah pasar, LG harus lebih kuat pada investasi
di bidang R&D dan juga kemungkinan untuk menambah nilai atau akses untuk
mengurangi jurang teknologi melalui akuisisi. Hal ini akan membuat LG
memiliki profitabilitas lebih baik dan juga akan menambah nilai pasar pada
permintaan.
3. Fokus teknologi informasi
Untuk memastikan target pasisi dan juga produk untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, LG harus memperluas teknoligi informasi untuk memuaskan yang
terbaik kebutuhan konsumen. Ini akan memperkuat kekuatan pada presentasi pasar
yang besar dan pelanggan tahu bagaimana untuk mencegah profitabilitas yang
rendah dan mendapat tingkat kepuasan yang tinggi.
4. Merek dan loyalitas konsumen
Untuk memerangi kompetisi dan menik mati posisi utama yang dapat memperbaiki
margins, LG harus berinvestasi pada merk dan program loyalitas pelanggan
yang membuat LG menjadi pilihan pertama ketika pelanggan ingin membeli
sesuatu.
Dan juga, loyalitas pelanggan merupakan peran penting pada kondisi ekonomi seperti
ini dan akan menolong konsumen untuk memilih LG daripada merk lainnya.


6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
LG menjadi merek yang dikenal dan menjadi salah satu saksi mata dari
cepatnya pertumbuhan, tanpa keraguan LG memiliki sistem informasi terbaik
yang tidak hanya akan mengizinkan strategi organisasional tapi juga memilliki
fitur yang akan memberi feedback dan kemampuan laporan pada basis waktu
sebenarnya yang akan membuat LG tetap dekat dengan interval kebutuhannya
pada strategi dan target sehingga dapat memonitor dan membuat perubahan penting
ketika dibutuhkan.
Namun untuk dapat mengukur faktor strategi, pemanfaatan dari balance scorecard
direkomendasikan, yang akan mendekati prosedur strategi, keuangan dan kontrol
operasional sehingga dapat mengevaluasi peningkatan strategi.
Asset utama LG adalah karyawannya. LG dapat berinvestasi dengan
cara memberi reward pada mereka yang memiliki prestasi baik untuk memotivasi
karyawan mencapai tujuan strategi secara optimal

Sumber : http://kiekie-myblog.blogspot.com/2010/03/analisis-swot-lg-electronics.html